Pages

Rabu, 29 Oktober 2014




That Person
Aku terlalu berharap. Berharap pada sesuatu yang tak pasti. Bukan. Bukan pada hal prestasi atau semacamnya.Ini hanyalah angan-angan gadis bodoh pada suatu harapan. Mungkin kalian bertanya-tanya. Harapan apa? Seperti apa? Sejak kapan? Bagaimana bisa? Haha. Apakah aku harus memberitahukannya ? Ini sedikit privasi dan memalukan. Bahkan, teman terdekatku pun tak tahu. Apa aku terlalu mengunci rapat diriku ?. Bukannya aku tak percaya. Tapi terlalu sulit untuk mengungkapkannya. Aku menyukai senior ku. Gadis bodoh seperti aku pun mempunyai perasaan.‘Dia’ mengubahku layaknya remote control yang mengendalikan robot. Robot yang harus patuh pada perintah majikannya.

            Aku terlalu pengecut. Bahkan untuk sekedar menyapa pun aku tak berani. Ah…gadis bodoh memang. Aku hanya berani melihat siluet bayanganmu, bukannya wajahmu. Dan mungkin untuk selamanya aku hanya bisa bersanding dengan dirimu yang semu, bayanganmu. Dirimu terlalu sulit untuk kugapai, seperti jarak bumi dengan neptunus.

‘Dia’…

Hanyalah seorang makhluk ciptaanTuhan yang entah kenapa pesonanya terlalu berlebihan. Hingga akupun tak bisa menghindarinya.

Aku tahu, aku akan tersakiti pada akhirnya. Ini adalah resiko bagi secret admire yang terlalu rapuh seperti daun kering terkena hembusan angin, terbawa entah kemana sampai akhirnya rusak.

Jika aku dilahirkan kembali…

Aku berharap menjadi gadis bodoh itu lagi, lalu menggapainya hingga dapat meraihnya..

Memeluknya….

Menyayanginya…

Dengan caraku sendiri….







#Pssst ... hanya sebuah tulisan tak berarti.

0 komentar:

Posting Komentar